REFLEKSI DWI MINGGUAN KE-6 (KSE & PSE)
Kesadaran Sosial Emosional (KSE) dan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)
Untuk merefleksikan kegiatan dwi mingguan ke-5 kali ini, saya menggunakan Model 5: Connection, challenge, concept, change (4C) Model ini dikembangkan oleh Ritchhart, Church dan Morrison (2011). Model ini cocok untuk digunakan dalam merefleksikan materi pembelajaran. Ada beberapa pertanyaan kunci yang menjadi panduan dalam membuat refleksi model ini, yaitu:
1) Connection: Apa keterkaitan materi yang didapat dengan peran Anda sebagai Calon Guru Penggerak?
Materi yang telah dipelajari adalah Kesadaran Sosial Emosional (KSE) dan Pembelajaran Sosial Emosional (PSE).
KSE adalah kemampuan seseorang untuk memahami dan mengelola emosi mereka sendiri dan orang lain, serta untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial. PSE adalah proses pembelajaran yang berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional murid, seperti kemampuan untuk mengatur emosi, membangun hubungan yang sehat, dan mengambil keputusan yang tepat.
PSE membantu murid mengembangkan KSE mereka. Dalam PSE, murid diajarkan untuk mengenali dan memahami emosi mereka sendiri, serta memahami dan menghargai emosi orang lain. Melalui pembelajaran ini, murid juga mempelajari keterampilan untuk mengelola emosi mereka dengan cara yang sehat dan produktif. Selain itu, PSE juga membantu murid belajar bagaimana membangun hubungan yang sehat dan berkontribusi dalam kelompok atau komunitas mereka.
Pembelajaran sosial emosional (PSE) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang memfokuskan pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional murid, seperti keterampilan interpersonal, keterampilan pengambilan keputusan, empati, dan manajemen emosi. Sedangkan, tugas saya sebagai guru penggerak, memiliki tanggung jawab untuk menggerakkan murid dan memberikan inspirasi agar mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka. Kaitan antara PSE dan tugas guru penggerak adalah bahwa PSE membantu guru penggerak untuk mencapai tujuannya.
Selain itu, sebagai guru penggerak, saya dapat menjadi model yang baik bagi murid dalam hal keterampilan sosial dan emosional. Guru penggerak yang memperlihatkan empati, kecerdasan emosional, dan kemampuan interpersonal yang baik dapat memberikan contoh yang positif bagi murid dalam membangun keterampilan sosial dan emosional mereka sendiri.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa PSE dan tugas guru penggerak saling terkait dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan mendukung pertumbuhan sosial dan emosional murid.
2) Challenge: Adakah ide, materi atau pendapat dari narasumber yang berbeda dari praktik yang Anda jalankan selama ini?
Tentu saja, ada. Sebagai guru, selama ini saya belum secara eksplisit membelajarkan sosial emosional kepada murid saya. Adapun ketika memfasilitasi murid belajar, materi PSE ini hanya secara kebetulan saja sesekali disisipkan, belum terprogram. Padahal setelah saya mempelajari modul 2.2 ini, betapa pentingnya menerapkan Pembelajaran sosial emosional di dalam kelas dan di luar kelas secara menyeluruh dilakukan oleh semua warga sekolah. Di antara kompetensi kesadaran sosial emosional yang harus dikembangkan yaitu, kompetensi kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab.
Berikut adalah beberapa cara bagaimana pembelajaran sosial emosional dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran:
Meningkatkan kesejahteraan murid: Pembelajaran sosial emosional membantu murid mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi mereka dan mengurangi stres yang dapat mempengaruhi belajar. Dengan demikian, murid yang merasa lebih bahagia dan stabil secara emosional cenderung lebih siap belajar.
Meningkatkan keterlibatan murid: Keterampilan sosial dan emosional seperti kerja sama, komunikasi, dan kepemimpinan membantu meningkatkan keterlibatan murid dalam pembelajaran. Ketika murid merasa diperhatikan, didukung, dan terlibat dalam pengambilan keputusan, mereka lebih mungkin untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan lebih terlibat dalam kegiatan kelas.
Membantu murid dalam menyelesaikan masalah sosial: murid yang memiliki masalah sosial seperti mengalami bullying atau perundungan, cenderung memiliki penurunan kinerja akademik. Pembelajaran sosial emosional membantu murid mengembangkan keterampilan untuk menyelesaikan masalah sosial, menangani konflik dengan cara yang efektif, dan membangun hubungan sosial yang positif.
Meningkatkan kemampuan untuk fokus: Keterampilan sosial emosional seperti mengelola emosi dan mengatasi tekanan membantu murid mempertahankan fokus mereka pada pembelajaran. murid yang lebih dapat mengatur emosi mereka cenderung lebih tenang dan lebih fokus pada tugas yang mereka kerjakan.
Bismillah, saya berniat untuk menerapkan pembelajaran sosial emosional ini di kelas dan juga In sya Allah akan didiseminasikan kepada seluruh warga sekolah, supaya secara bersama-sama bisa sesegera mungkin dapat membantu mengatasi beberapa permasalahan sosial emosional murid tercinta.
3) Concept: Ceritakan konsep-konsep utama yang Anda pelajari dan menurut Anda penting untuk terus dibawa selama menjadi Calon Guru Penggerak atau bahkan setelah menjadi Guru Penggerak?
Berikut ini, beberapa konsep utama dari Narasumber yang penting untuk terus dibawa selama menjadi calon guru penggerak dan bahkan setelah menjadi guru penggerak:
Pemodelan Perilaku: Guru dapat memodelkan perilaku sosial dan emosional yang diinginkan dalam kelas, seperti empati, saling pengertian, dan respek. Ini akan membantu murid memahami bagaimana perilaku sosial dan emosional yang sehat dan positif dapat dibangun.
Diskusi Kelompok: Diskusi kelompok adalah teknik yang dapat membantu murid berlatih keterampilan seperti komunikasi, kerja sama, dan pengambilan keputusan yang tepat. Diskusi juga membantu murid untuk belajar memahami sudut pandang orang lain dan membangun keterampilan empati.
Bermain Peran: Bermain peran adalah teknik yang memungkinkan murid untuk belajar tentang peran dan perspektif orang lain. Dalam aktivitas bermain peran, murid dapat memahami bagaimana perasaan dan pengalaman orang lain dan belajar untuk berempati dan memahami.
Latihan Perilaku: Latihan perilaku adalah teknik pembelajaran yang membantu murid mempraktikkan keterampilan sosial dan emosional dalam konteks yang aman dan terstruktur. Dalam latihan perilaku, murid dapat mempraktikkan keterampilan seperti negosiasi, pengambilan keputusan, dan manajemen emosi.
Pembelajaran Berbasis Proyek: Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan murid untuk belajar keterampilan sosial dan emosional dalam konteks yang nyata dan relevan. Dalam proyek ini, murid dapat berkolaborasi dengan orang lain, membangun hubungan yang sehat, dan berlatih keterampilan empati dan manajemen emosi.
Pemecahan Masalah: Teknik pembelajaran pemecahan masalah memungkinkan murid untuk mengembangkan keterampilan kritis dan kreatif, serta mengambil keputusan yang baik secara emosional. Dalam pembelajaran ini, murid diajarkan untuk memecahkan masalah dengan cara yang positif dan konstruktif.
Meditasi dan Peregangan: Teknik meditasi dan peregangan membantu murid memperbaiki keterampilan manajemen emosi mereka, yang merupakan bagian penting dari pembelajaran sosial emosional.
Pembelajaran sosial emosional dapat membantu memecahkan berbagai masalah pembelajaran saya di kelas, seperti:
4) Change: Apa perubahan dalam diri Anda yang ingin Anda lakukan setelah mendapatkan materi pada hari ini?
Untuk mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional (PSE) ke dalam pengalaman belajar murid, saya sebagai calon guru penggerak perlu membuat perubahan pada diri saya. Berikut adalah beberapa perubahan yang dapat dilakukan oleh saya terkait dengan PSE:
Memperoleh pemahaman tentang PSE: saya perlu memahami konsep dan keterampilan PSE dan menerapkannya dalam konteks pembelajaran.
Menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung: Saya harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang aman dan mendukung yang memfasilitasi pembelajaran PSE. Hal ini dapat saya capai dengan menerapkan aturan-aturan kelas yang jelas dan adil, mendukung interaksi positif antara murid, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
Mengintegrasikan PSE ke dalam kurikulum: saya perlu mengintegrasikan PSE ke dalam kurikulum, hal ini merupakan PR saya untuk senantiasa mengkomunikasikannya dengan PKS kurikulum, dan secara berkolaborasi bisa mengidentifikasi dan memanfaatkan kesempatan untuk mengajarkan keterampilan PSE dalam pelajaran-pelajaran yang sedang dipelajari. Hal ini dapat dicapai dengan merancang aktivitas kelas yang membangun keterampilan sosial dan emosional murid, mengajarkan strategi penyelesaian masalah yang efektif, dan mendorong refleksi diri.
Mengambil pendekatan yang berbasis bukti: saya perlu mengevaluasi efektivitas PSE dalam kelas dan melakukan perubahan sesuai dengan hasil evaluasi. Harus mencari masukan dari murid dan orang tua, dan menggunakan data untuk memperbaiki pengajaran mereka dan meningkatkan pembelajaran murid.
Memperkuat kemitraan dengan orang tua: Saya harus membangun kemitraan yang kuat dengan orang tua murid untuk mendukung pengembangan PSE. Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan informasi yang jelas tentang PSE dan bagaimana orang tua dapat mendukung pembelajaran sosial dan emosional di rumah.
Dengan membuat perubahan dalam diri saya, berharap dapat menjadi agen perubahan dalam mendorong pengembangan keterampilan sosial dan emosional murid dan membantu murid untuk mencapai keberhasilan akademik dan sosial.
Comments
Post a Comment