3.1.a.8.1. Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1
3.1.a.8.1. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1
Merupakan sebuah pesan kepada guru untuk tidak hanya sekedar memberi ilmu. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yakni menuntun segala
kodrat pada murid-murid, agar bahwa di sekolah pengajaran tentang ilmu-ilmu itu baik, tapi ada yang lebih penting dari sekedar ilmu yakni budi pekerti yang meliputi cipta rasa karsa dan raga, penanaman nilai-nilai kebajikan, serta mengasah setiap potensi sesuai dengan minat dan bakat murid, hingga guru mampu menebalkan dan memperkuat potensi yang ada pada murid-murid, menuntun mereka sesuai dengan kodratnya.
Berikut ini adalah paparan dari rangkuman pembelajaran (Koneksi Antar Materi) yang merupakan simpulan dari pemahaman saya yang disajikan dengan cara menjawab beberapa Panduan Pertanyaan:
Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dapat dihubungkan dengan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin melalui konsep pendidikan karakter yang membangun kebijakan, visi dan misi dalam organisasi. Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai bagian dari pengembangan sumber daya manusia yang berintegritas dan memiliki moralitas yang baik. Sementara itu, Pratap Triloka mengajarkan konsep pemimpin sebagai agen perubahan dan penyeimbang dalam organisasi.
Dalam penerapan pengambilan keputusan, seorang pemimpin perlu mempertimbangkan nilai-nilai dan moralitas yang dipelajari dari filosofi Ki Hajar Dewantara dan menggunakannya sebagai dasar dalam membuat keputusan yang tepat dan etis. Selain itu, pemimpin perlu menerapkan konsep Pratap Triloka dalam mempertimbangkan tujuan organisasi dan kepentingan para pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan.
Pemimpin juga perlu memahami paradigma pengambilan keputusan yang tepat untuk situasi yang berbeda dan memastikan bahwa keputusan yang diambil mengikuti prinsip-prinsip pengambilan keputusan yang baik. Dengan memperhatikan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, pemimpin dapat memastikan bahwa keputusan yang diambil mempertimbangkan informasi yang akurat dan melibatkan pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai dari filosofi Ki Hajar Dewantara dan Pratap Triloka dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin dapat menjadi agen perubahan yang efektif dan memimpin organisasi dengan integritas dan kebijaksanaan.
Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan. Hal ini dikarenakan nilai-nilai tersebut membentuk pandangan hidup dan sikap kita dalam menghadapi situasi dan memilih alternatif solusi dalam pengambilan keputusan.
Contohnya, jika nilai-nilai yang kita anut adalah kejujuran dan keadilan, maka kita cenderung memilih alternatif solusi yang bersifat jujur dan adil dalam mengambil keputusan. Sebaliknya, jika nilai-nilai yang kita anut adalah keuntungan pribadi dan kekuasaan, maka kita cenderung memilih alternatif solusi yang memberikan keuntungan pribadi dan kekuasaan dalam mengambil keputusan, bahkan jika itu tidak jujur dan adil.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan nilai-nilai yang dianut dalam pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan keputusan harus sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang dianut agar dapat memberikan dampak yang positif bagi diri sendiri, organisasi, dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam pengambilan keputusan, kita harus mempertimbangkan dampak jangka pendek dan jangka panjang, serta memilih alternatif solusi yang tidak merugikan pihak lain atau merusak moral dan etika yang kita anut.
Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Materi pengambilan keputusan pada Modul 3.1 ini, sangat berkaitan dengan kegiatan coaching yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran kita. Coaching dapat membantu kita dalam memahami proses pengambilan keputusan yang baik dan efektif, serta membantu kita dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah atau dilema yang muncul dalam pengambilan keputusan.
Selain itu, coaching juga dapat membantu kita dalam mengaplikasikan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan yang telah dipelajari. Melalui sesi coaching, kita dapat memperoleh umpan balik tentang keputusan yang telah kita ambil dan apakah keputusan tersebut telah efektif atau masih perlu diperbaiki.
Dalam proses coaching, penting untuk terus mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis dalam diri kita terkait pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa keputusan yang telah diambil memang tepat dan efektif, serta meminimalisir risiko keputusan yang salah atau kurang tepat.
Dalam hal pengambilan keputusan yang belum efektif, coaching dapat membantu kita dalam mengidentifikasi penyebabnya dan mencari alternatif solusi yang lebih baik. Coaching juga dapat membantu kita dalam mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang lebih baik dan efektif di masa depan.
Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya dalam menghadapi dilema etika. Guru sebagai seorang pendidik diharapkan dapat mengambil keputusan yang tepat dan adil dalam menghadapi situasi yang kompleks.
Dalam menghadapi dilema etika, guru perlu memiliki kemampuan untuk memahami perspektif yang berbeda dan dapat mempertimbangkan semua faktor yang terlibat dalam situasi tersebut. Guru juga perlu mampu mengelola emosi dan stress yang muncul dalam mengambil keputusan, agar tidak mempengaruhi pengambilan keputusan yang objektif dan adil.
Selain itu, kemampuan guru dalam membangun hubungan sosial yang baik dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan berbagai pihak yang terkait juga sangat penting dalam pengambilan keputusan. Guru perlu mampu membuka ruang dialog dan mempertimbangkan semua sudut pandang yang ada, serta mampu menjalin hubungan yang baik dengan para siswa, rekan kerja, orang tua siswa, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya juga akan berdampak pada keputusan yang diambil, apakah keputusan tersebut akan menguntungkan semua pihak yang terkait ataukah hanya menguntungkan satu pihak saja. Seorang guru yang memiliki kemampuan sosial emosional yang baik akan dapat mengambil keputusan yang adil dan sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang dianut, serta mampu memberikan dampak positif bagi siswa, sekolah, dan masyarakat secara keseluruhan.
Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik karena seorang pendidik adalah orang yang bertanggung jawab atas pengembangan karakter dan moral siswanya. Seorang pendidik harus mampu memberikan contoh tindakan dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dan etika yang dianut.
Dalam pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, pendidik harus mampu mengidentifikasi dan menganalisis situasi yang terjadi dengan mempertimbangkan berbagai nilai-nilai moral dan etika yang terkait. Selain itu, pendidik juga harus mampu mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan yang diambil terhadap semua pihak yang terkait.
Dalam menyelesaikan masalah moral atau etika, seorang pendidik harus selalu mengutamakan kepentingan siswa dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan nilai-nilai moral dan etika yang dianut, seperti kejujuran, keadilan, tanggung jawab, dan empati.
Pendidik juga harus mampu berkomunikasi dengan baik dan membuka dialog dengan berbagai pihak yang terkait, seperti siswa, rekan kerja, orang tua siswa, dan pihak-pihak terkait lainnya. Hal ini akan membantu dalam memperoleh sudut pandang yang berbeda-beda dan mempertimbangkan semua faktor yang terkait dalam situasi yang dihadapi.
Dalam rangka menjaga konsistensi nilai-nilai moral dan etika yang dianut, seorang pendidik juga perlu melakukan refleksi diri secara berkala, untuk mengevaluasi dan memperbaiki tindakan dan perilaku yang kurang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.
Dengan demikian, pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik, karena pendidik memiliki peran penting dalam membentuk karakter siswa dan mengembangkan nilai-nilai moral dan etika yang baik dalam masyarakat.
Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman karena keputusan yang tepat dapat meminimalkan konflik dan memperkuat hubungan antarindividu dalam lingkungan tersebut. Beberapa dampak dari pengambilan keputusan yang tepat adalah:
Meningkatkan kepercayaan: Ketika pengambilan keputusan dilakukan dengan tepat dan transparan, maka semua pihak yang terlibat akan merasa dipercayai dan dihargai. Ini dapat memperkuat hubungan antarindividu dalam lingkungan tersebut dan meningkatkan kepercayaan antara mereka.
Menciptakan suasana yang positif: Pengambilan keputusan yang tepat dapat membantu menciptakan suasana yang positif di lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena keputusan yang tepat dapat meminimalkan konflik dan memperkuat hubungan antarindividu.
Meningkatkan kinerja: Keputusan yang tepat dapat membantu meningkatkan kinerja individu maupun kelompok dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena keputusan yang tepat dapat membantu mengurangi waktu, tenaga, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu masalah.
Meningkatkan keamanan: Keputusan yang tepat dapat membantu meningkatkan keamanan dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena keputusan yang tepat dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi potensi risiko dan bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan tersebut.
Meningkatkan kenyamanan: Keputusan yang tepat dapat membantu meningkatkan kenyamanan dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena keputusan yang tepat dapat membantu mengatasi masalah-masalah yang mengganggu kenyamanan, seperti kebisingan, polusi, dan sebagainya.
Dengan demikian, pengambilan keputusan yang tepat sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Keputusan yang tepat dapat membantu meminimalkan konflik, meningkatkan kepercayaan, meningkatkan kinerja, meningkatkan keamanan, dan meningkatkan kenyamanan dalam lingkungan tersebut.
Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Beberapa tantangan yang pernah terjadi, memiliki kaitan dengan perubahan paradigma di lingkungan sekolah, dimana pendidik harus lebih memperhatikan aspek sosial dan emosional murid dalam pengambilan keputusan, serta harus mempertimbangkan kepentingan individu dan institusi. Hal ini menuntut pendidik untuk memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih luas dalam pengambilan keputusan yang efektif dan etis. Berikut ini beberapa tantangan terkait dengan pengambilan keputusan terhadap kasus dilema etika di lingkungan sekolah tempat saya bertugas:
Menentukan kebijakan terkait dengan penanganan kasus pelanggaran yang melibatkan murid, terutama jika melibatkan pelanggaran yang cukup serius seperti kekerasan. Pendidik harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk hukuman yang sesuai dan rehabilitasi untuk murid yang terlibat.
Menentukan apakah akan melaporkan kasus ke polisi atau pihak berwenang lainnya. Hal ini bisa sangat sulit karena terkadang melibatkan pertimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan institusi.
Menentukan kebijakan terkait dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, terutama dalam hal penggunaan gadget di kelas. Pendidik harus mempertimbangkan keamanan murid dan dampak teknologi pada kesehatan dan kesejahteraan mental murid.
Menentukan bagaimana menangani situasi di mana murid menghadapi kesulitan pribadi seperti masalah kesehatan mental atau masalah keluarga yang serius. Pendidik harus mempertimbangkan keamanan dan kesejahteraan murid, tetapi juga harus memastikan bahwa mereka mematuhi kebijakan dan prosedur sekolah.
Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Dalam memutuskan pembelajaran yang tepat, pendidik juga harus terus memperbaharui dan mengembangkan keterampilan mereka dalam pengambilan keputusan yang efektif dan etis. Dengan begitu, pendidik dapat memerdekakan murid mereka dengan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka.
Dalam pengambilan keputusan terkait pembelajaran, seorang pendidik harus mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kemampuan dan potensi murid, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran yang efektif, dan sebagainya. Hal ini dapat membantu pendidik untuk menentukan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda.
Dalam proses pengajaran yang memerdekakan, pendidik juga perlu mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individual murid. Pendekatan yang baik adalah dengan mengadopsi pendekatan yang berpusat pada murid, di mana pendidik memungkinkan murid untuk memiliki kendali atas proses pembelajaran mereka sendiri. Hal ini dapat membantu murid untuk lebih memahami materi pembelajaran, mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan, dan meningkatkan motivasi dan partisipasi mereka dalam pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid yang berbeda-beda, pendidik perlu memperhatikan aspek-aspek berikut:
Keunikan dan potensi individu dari setiap murid, termasuk kemampuan, minat, dan gaya belajar.
Tujuan dan hasil yang diharapkan dari pembelajaran.
Metode pembelajaran yang efektif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Keterlibatan murid dalam proses pembelajaran.
Evaluasi terhadap pembelajaran untuk mengukur kemajuan dan peningkatan murid.
Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran penting dalam mengambil keputusan yang dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Keputusan-keputusan seperti penetapan kurikulum, program pembelajaran, pengelolaan sumber daya, dan strategi pengajaran dapat membentuk pengalaman belajar dan perkembangan akademik serta sosial murid. Jika seorang pemimpin pembelajaran dapat membuat keputusan yang tepat, maka ini dapat memotivasi, meningkatkan minat, dan memberikan kesempatan bagi murid untuk berkembang secara optimal. Namun, keputusan yang buruk atau tidak tepat dapat berdampak negatif pada murid, seperti mengurangi motivasi, minat, dan bahkan merusak citra diri mereka. Oleh karena itu, penting bagi seorang pemimpin pembelajaran untuk memperhatikan aspek moral dan etika dalam pengambilan keputusan yang mereka lakukan, dan memastikan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan pertimbangan yang matang dan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan murid-muridnya.
Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan akhir dari pembelajaran materi ini adalah pentingnya pengambilan keputusan yang tepat dan etis dalam lingkungan pendidikan, terutama dalam menghadapi situasi dilema etika. Dalam pengambilan keputusan, diperlukan pemahaman yang baik terhadap paradigma pengambilan keputusan yang berbeda serta prinsip-prinsip yang dapat membantu kita dalam memilih opsi yang terbaik. Selain itu, juga diperlukan proses pengujian untuk memastikan keputusan yang diambil benar-benar efektif dan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan di sekitar kita.
Sebagai seorang pendidik, pengambilan keputusan yang tepat dan etis juga dapat mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid-murid kita. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran dan kemampuan guru dalam mengelola aspek sosial emosional yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bijaksana. Selain itu, penting juga untuk memahami dan menghargai nilai-nilai yang dianut dalam proses pengambilan keputusan.
Tantangan-tantangan di lingkungan pendidikan dapat berbeda-beda, namun penting untuk dihadapi dengan cara yang tepat dan mengikuti paradigma yang sesuai. Seiring dengan perkembangan zaman, paradigma pengambilan keputusan juga dapat berubah dan mengharuskan kita untuk terus memperbarui pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Dengan demikian, pembelajaran materi ini dapat membantu kita dalam meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan yang efektif dan etis dalam lingkungan pendidikan.
Pembelajaran coaching dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam membantu individu atau kelompok mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang baik. Coaching membantu individu atau kelompok memahami nilai-nilai yang mereka anut dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan mereka.
Dalam pembelajaran coaching, penting untuk mempertimbangkan pandangan individu atau kelompok dan tujuan mereka. Hal ini akan membantu dalam menentukan strategi coaching yang tepat dan juga memastikan bahwa pengambilan keputusan yang diambil selaras dengan nilai-nilai dan tujuan mereka.
Selain itu, coaching juga membantu individu atau kelompok untuk memahami konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil dan membantu mereka untuk mempersiapkan rencana alternatif jika keputusan tersebut tidak berhasil. Dalam hal ini, coaching dapat membantu mengurangi ketakutan dan ketidakpastian yang terkait dengan pengambilan keputusan dan memberikan kepercayaan diri yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Kesimpulannya, pembelajaran coaching dapat memberikan panduan yang sangat bermanfaat bagi individu atau kelompok dalam pengambilan keputusan yang efektif dan selaras dengan nilai-nilai dan tujuan mereka. Coaching juga dapat membantu mengurangi ketakutan dan ketidakpastian yang terkait dengan pengambilan keputusan dan memberikan kepercayaan diri yang diperlukan untuk mengambil keputusan yang tepat.
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang konsep-konsep yang telah dipelajari dalam modul ini cukup baik. Dilema etika dan bujukan moral memperlihatkan bahwa keputusan tidak selalu mudah diambil, dan seringkali memerlukan pertimbangan etika dan moral. 4 paradigma pengambilan keputusan, yaitu paradigma rasional, paradigma keputusan klinis, paradigma pembelajaran, dan paradigma politik, membantu dalam memilih metode pengambilan keputusan yang sesuai dengan situasi. Sedangkan 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memastikan keputusan yang diambil adalah tepat dan bijaksana.
Pada Modul 3.1, saya telah mempelajari bagaimana cara membuat keputusan bagi seorang pemimpin. Terdapat 4 materi penting dalam upaya membuat keputusan yang dibahas dalam modul 3.1 ini, di antaranya:
Dilema Etika vs Bujukan Moral
Dilema etika merujuk pada situasi di mana seorang individu harus memilih antara dua opsi yang sama-sama memiliki implikasi etis yang signifikan. Sementara bujukan moral merujuk pada situasi di mana seseorang merasa terpaksa memilih antara opsi yang berlawanan dengan prinsip moral mereka karena tekanan dari lingkungan atau keadaan.
4 Paradigma Pengambilan Keputusan
1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya.
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan kasih sayang, di sisi lain. Kadang memang benar untuk memegang peraturan, tapi terkadang membuat pengecualian juga merupakan tindakan yang benar.
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang.
3 Prinsip Pengambilan Keputusan
Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking). Prinsip ini berpijak pada aliran ulitarianism, yaitu mengerjakan apa yang dapat menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbanyak.
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Prinsip ini berpijak dari filsafat, yaitu deontologis, dari bahasa yunani “deon” yang berarti tugas atau kewajiban.
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Memutuskan sesuatu dengan pemikiran, apa yang anda harapkan orang lain lakukan terhadap anda.
9 Langkah Pengambilan Keputusan
Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.
Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.
Pengujian benar atau salah
Pengujian Paradigma Benar lawan Benar
Melakukan Prinsip Resolusi
Investigasi Opsi Trilema
Buat Keputusan
Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan
Saya merasa bahwa konsep-konsep yang dipelajari sangat penting untuk dipahami oleh pemimpin. Sungguh merupakan hal di luar dugaan kalau saya bisa terpilih menjadi CGP yang dalam pembelajarannya banyak materi yang menakjubkan, yang sebelumnya belum pernah terbayangkan akan mempelajari modul yang sangat bermanfaat dalam mengantarkan tugas saya sebagai pemimpin pembelajaran.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi moral dilema sebelum mempelajari modul ini. Saat itu saya melakukannya secara spontanitas saja tidak sengaja memilirkan paradigma yang terbaik, atau berdasarkan prinsip-prinsip yang tepat, juga belum berdasarkan 9 langkah yang ditawarkan, karena pada saat itu saya belum mengenal tentang hal tersebut. Bersyukur kali ini saya berkesempatan mempelajari materi yang sangat berharga ini. Waktu itu saya tidak mengetahui kasus yang saya hadapi termasuk dilema etika atau bujukan moral. Insya Allah kedepannya saya akan mencoba menerapkan tentang cara membuat keputusan dengan cara berdasarkan beberapa acuan baik mengenai prinsip, paradigma, ataupun langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat. Inilah yang menjadi perbedaan saya dalam mengambil keputusan saat dulu dengan sekarang setelah mempelajari modul 3.1 ini.
Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Mempelajari konsep-konsep dalam modul ini memberikan dampak positif bagi saya. Saya dapat lebih memahami kompleksitas dalam pengambilan keputusan dalam situasi dilema etika dan bujukan moral, dan memahami bagaimana prinsip-prinsip pengambilan keputusan dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat dan bijaksana. Perubahan yang terjadi pada cara saya dalam mengambil keputusan adalah saya menjadi lebih cermat dan hati-hati dalam mempertimbangkan etika dan moral dalam situasi yang kompleks.
Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
Bagi saya, mempelajari topik modul ini sangat penting, baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin. Sebagai individu, saya dapat mempertajam kemampuan saya dalam mempertimbangkan etika dan moral dalam pengambilan keputusan.
Sebagai seorang pemimpin, saya percaya bahwa mempelajari topik modul ini sangat penting karena memungkinkan saya untuk menjadi pemimpin yang lebih baik. Sebagai pemimpin, saya dihadapkan pada situasi yang memerlukan pengambilan keputusan yang kompleks, terutama dalam situasi yang melibatkan etika dan moral. Dengan memahami konsep dilema etika dan paradigma pengambilan keputusan, saya dapat mengambil keputusan yang lebih baik untuk kepentingan organisasi dan orang-orang yang saya pimpin. Selain itu, memahami prinsip-prinsip dan langkah-langkah pengambilan keputusan juga memungkinkan saya untuk melibatkan orang lain dalam proses pengambilan keputusan, sehingga dapat membangun kepercayaan dan meningkatkan keterlibatan tim saya dalam mencapai tujuan bersama.
Terima kasih atas kesediaan Sahabat untuk turut nenggoresnan tulisannya di sini
ReplyDeletePemaparan materi yang sangat jelas, menambah wawasan saya mengenai pengambilan keputusan yang benar dan teliti sehingga memiliki tingkat resiko yang kecil.
Deleteblognya bagus banget, bikin betah baca
ReplyDeleteAlhamdulillah, Makasih 🥰
DeletePenulisan nya runtut, materinya berbobot, dan tampilannya keren, semangat terus Bu Ida guru hebat tersayang.
ReplyDeleteJazakumumullah khairan katsiran
DeleteBlog yang luar biasa menambah pengetahuan bagi kita terus semangat untuk maju
ReplyDeleteTerima kasih Bu
DeletemasyaaAllah tabarakallah.. htrnhn teh..materi yg keren.. enak dibaca dan sangat bermanfaat.. ditunggu edisi berikutnya
ReplyDeleteSami-sami Neng, Alhamdulillah
DeleteBarakallah bu...tulisan nya bagus sangat menginsfirasi dan bermanfaat...jazakallah
ReplyDeleteAlhamdulillah Terima kasih
Deleteblognya bagus banget,Materinya berbobot, dan tampilannya keren, semangat terus ya Bu guru hebat.semoga sukses.
ReplyDeleteAlhamdulillah, Terima kasih 🥰
DeleteMaterinya sangat berbobot, memberikan informasi yg lengkap buat pembaca, tampilan blognya keren. Semangat terus Bu Ida
ReplyDeleteAlhamdulillah, Terimakasih 🥰
DeleteAlhamdulillah, dapat ilmu lagi, semoga terus semangat untuk menularkan ilmu kepada rekan rekan yang lain
ReplyDeleteAlhamdulillah, Terima kasih 🥰
DeleteAlhamdulillah, dapat ilmu lagi, semoga terus semangat menularkan ilmu pada rekan rekan. 👍👍👍
ReplyDeleteAlhamdulillah, Htr nhn🥰
ReplyDeleteSangat terinspirasi bu, semangat untuk menularkan ilmu kpada rekan-rekan lain...maju terus untuk dunia pendidikan
ReplyDeleteWa Iyyaki Neng, Jazakillah
DeleteHebat bu, pemaparan nya sangat jelas. Rangkumannya memuat inti pembelajaran. Terimakasih sudah berbagi ilmu. Semangat dan sukses
ReplyDeleteSama², semangat juga Buat Rekanku yang hebat
DeleteSemangaatt terus mengikat ilmu melalui tulisan Bu Ida..
ReplyDeleteAamiin... Terima kasih Bu Diana, wa iyyaki
DeleteSemangat ilmu yang luar biasa sangat bermanfaat
ReplyDeleteKeren isinya sangat jelas dan mudah difahami, sukses terus, berkarya terus, bergerak terus, bahagia terus.
ReplyDelete