KONEKSI ANTARMATERI-MODUL 3.3.a.8.


KONEKSI ANTARMATERI-MODUL 3.3..a.8

Quotes:

Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat mengkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan mensintesis hal-hal baru.”
 -Steve Jobs-

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.

Pertanyaan Pemantik: Bagaimana saya dapat mengaitkan intisari dari materi modul-modul guru penggerak yang telah saya pelajari untuk menjadi landasan teori bagi rencana program/kegiatan yang berdampak pada murid yang saya buat?

Sintesa Pemahaman dan Keterkaitan antara modul yang sudah saya pelajari selama mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak:

Sintesa pemahaman saya terhadap modul-modul yang telah dipelajari adalah sebagai berikut:

Modul 1.1 berfokus pada pemahaman filosofis pendidikan nasional yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara. Modul ini memberikan wawasan tentang nilai-nilai dan tujuan pendidikan nasional yang harus dihayati oleh setiap guru penggerak.

Modul 1.2 melanjutkan dengan membahas peran dan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak. Guru penggerak memiliki peran penting dalam menginspirasi dan memotivasi murid serta mendorong mereka untuk mencapai potensi terbaik mereka.

Modul 1.3 membahas visi guru penggerak yang berkaitan dengan pandangan jangka panjang dan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang guru. Visi ini menjadi panduan dalam melaksanakan tugas sebagai guru penggerak dan mengarahkan upaya pembelajaran menuju hasil yang diinginkan.

Modul 1.4 membahas pentingnya budaya positif di lingkungan sekolah. Budaya positif menciptakan suasana yang kondusif untuk belajar dan berkembang, serta membangun hubungan yang harmonis antara guru dan murid.

Modul 2.1 membahas berbagai strategi dan pendekatan dalam memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi mengakui perbedaan individual murid dan memberikan pendekatan yang sesuai untuk memastikan semua murid dapat belajar secara efektif.

Modul 2.2 membahas pentingnya pembelajaran sosial emosional. Pembelajaran ini membantu murid dalam mengembangkan keterampilan sosial, regulasi emosi, dan pemecahan masalah, yang esensial untuk kesuksesan pribadi dan akademik mereka.

Modul 2.3 membahas peran coaching dalam supervisi akademik. Coaching memberikan dukungan dan bimbingan kepada guru dalam meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Melalui supervisi akademik yang efektif, guru dapat terus mengembangkan keterampilan mereka dan meningkatkan hasil belajar murid.

Modul 3.1 membahas keterkaitan antara pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan dan kepemimpinan dalam pengelolaan sumber daya. Pengambilan keputusan yang didasarkan pada nilai-nilai kebajikan membantu menciptakan lingkungan yang adil, transparan, dan berintegritas di sekolah.

Modul 3.2 melanjutkan dengan membahas peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Pemimpin sekolah harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola sumber daya secara efektif, termasuk sumber daya manusia, anggaran, dan infrastruktur.

Modul 3.3 membahas pentingnya pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Program yang dirancang dengan baik dan berfokus pada pengembangan murid secara holistik dapat membantu meningkatkan hasil belajar dan kesejahteraan murid.

Berikut adalah keterkaitan antar modul yang saya pelajari:

Modul 1.1 (Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara) menjadi dasar pemahaman tentang pendidikan nasional dan memberikan landasan filosofis bagi modul-modul lainnya.

Modul 1.2 (Nilai dan Peran Guru Penggerak) melanjutkan dari pemahaman filosofis pendidikan nasional dan membahas peran penting guru penggerak dalam menginspirasi dan memotivasi murid.

Modul 1.3 (Visi Guru Penggerak) mengembangkan pemahaman tentang visi yang harus dimiliki oleh guru penggerak dalam melaksanakan tugas mereka.

Modul 1.4 (Budaya Positif di Lingkungan Sekolah) menjelaskan pentingnya menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah sebagai pendukung terciptanya pembelajaran yang efektif.

Modul 2.1 (Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi) mengaitkan dengan modul 1.2, di mana guru penggerak harus memahami kebutuhan belajar individu murid dan menggunakan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Modul 2.2 (Pembelajaran Sosial Emosional) berkaitan dengan modul 1.4, di mana budaya positif di lingkungan sekolah menciptakan kondisi yang mendukung pengembangan keterampilan sosial dan emosional murid melalui pembelajaran sosial emosional.

Modul 2.3 (Coaching untuk Supervisi Akademik) berkaitan dengan modul 1.2 dan 1.3, di mana guru penggerak membutuhkan bimbingan dan dukungan melalui coaching untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.

Modul 3.1 (Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan) berkaitan dengan modul 1.2 dan 1.3, di mana nilai-nilai kebajikan menjadi landasan dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru penggerak untuk mencapai tujuan pendidikan.

Modul 3.2 (Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya) melanjutkan dari modul 3.1, di mana pemimpin sekolah yang mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan juga harus memiliki keterampilan pengelolaan sumber daya yang efektif.

Modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid) berkaitan dengan modul 1.4, di mana pembentukan budaya positif di lingkungan sekolah menciptakan kondisi yang mendukung pengelolaan program-program yang berdampak positif pada murid.

Keterkaitan antara Modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid) dengan modul-modul sebelumnya adalah sebagai berikut:

Modul 1.4 (Budaya Positif di Lingkungan Sekolah) menciptakan dasar bagi pengelolaan program-program yang berdampak positif pada murid. Budaya positif di lingkungan sekolah menciptakan kondisi yang mendukung implementasi program-program tersebut.

Modul 2.1 (Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi) berkaitan dengan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Program-program harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan belajar individu murid agar dapat memberikan manfaat yang optimal.

Modul 2.2 (Pembelajaran Sosial Emosional) juga memiliki keterkaitan dengan pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Program-program tersebut dapat mencakup pembelajaran sosial emosional yang membantu murid mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang penting bagi perkembangan mereka.

Modul 3.3 membahas pentingnya pengelolaan program yang berdampak positif pada murid. Program-program yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan hasil belajar murid dan kesejahteraan mereka. Dalam hal ini saya membuat sebuah program tentang mengedukasi murid untuk terbiasa hidup tanpa anorganik baik di lingkungan sekolah, maupun di lingkungan tempat tinggal mereka.
Program yang saya tawarkan diberi nama LESTARI, yang merupakan akronim dari Lingkungan Edukasi Siswa Tanpa Anorganik Ramah dan Indah, 

Berikut adalah contoh perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan umpan balik untuk program LESTARI:

1. Perencanaan:

a. Tujuan Program:
Meningkatkan pemahaman murid tentang dampak anorganik terhadap lingkungan.
Mendorong murid untuk mengadopsi gaya hidup berkelanjutan.
Mengurangi penggunaan anorganik di lingkungan sekolah dan tempat tinggal murid.

b. Konten dan Materi Program:
Sumber daya alami dan limbah.
Pengolahan sampah.
Alternatif penggunaan anorganik.

c. Rencana Pelaksanaan:
Jadwal pelaksanaan program dalam kurun waktu tertentu.
Metode pembelajaran yang interaktif, seperti presentasi, diskusi kelompok, dan kegiatan praktis.
Sumber daya yang diperlukan, seperti materi pembelajaran, peralatan, dan bahan praktik.

2. Pelaksanaan:

a. Sosialisasi Program:
Melibatkan murid, orang tua, dan staf sekolah dalam pertemuan atau kegiatan khusus untuk memperkenalkan program LESTARI.
Menjelaskan tujuan, manfaat, dan langkah-langkah program kepada semua pihak terkait.

b. Materi Pembelajaran:
Menyediakan materi yang menarik dan informatif tentang sumber daya alami, limbah, pengolahan sampah, dan alternatif penggunaan anorganik.
Menggunakan metode pembelajaran yang interaktif, seperti diskusi kelompok, penugasan individu, atau demonstrasi praktis.
Mengintegrasikan aktivitas nyata, seperti pengumpulan sampah organik, pembuatan kompos, atau menghias lingkungan sekolah dengan benda daur ulang.

c. Tindakan Nyata:
Mendorong murid untuk menerapkan gaya hidup berkelanjutan di lingkungan sekitar mereka, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan botol minum kembali, atau memilah sampah dengan benar.
Mengorganisir kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah atau pengolahan sampah di lingkungan sekolah.

3. Evaluasi:

a. Instrumen Penilaian:
Kuesioner untuk mengukur peningkatan pemahaman murid tentang dampak anorganik dan gaya hidup berkelanjutan.
Observasi untuk melihat partisipasi dan tindakan nyata murid dalam program.
Refleksi tertulis untuk mendapatkan umpan balik murid tentang manfaat dan perubahan perilaku yang terjadi.

b. Evaluasi Formatif dan Sumatif:
Formatif: Evaluasi yang dilakukan selama program berlangsung untuk memantau progres dan mengevaluasi efektivitas metode pembelajaran yang digunakan.
Sumatif: Evaluasi yang dilakukan setelah program selesai untuk mengukur pencapaian tujuan program secara keseluruhan.

4. Umpan Balik:

a. Melibatkan Murid:
  • Mengadakan sesi refleksi atau diskusi dengan murid untuk mendapatkan umpan balik tentang manfaat dan keberhasilan program.
  • Bertanya kepada murid mengenai perubahan perilaku dan peningkatan pemahaman yang mereka rasakan setelah mengikuti program.
  • Memberikan kesempatan bagi murid untuk menyampaikan ide atau saran untuk perbaikan program di masa depan.

b. Memonitor Perubahan Perilaku:
  • Melakukan pemantauan terhadap perubahan perilaku murid dalam mengurangi penggunaan anorganik di lingkungan sekolah dan tempat tinggal mereka.
  • Mengobservasi apakah murid secara konsisten mempraktikkan gaya hidup berkelanjutan yang diajarkan dalam program.
  • Melakukan evaluasi berkala untuk melihat dampak jangka panjang dari program terhadap gaya hidup murid.

c. Evaluasi Stakeholder Lainnya:
  • Melibatkan staf sekolah, orang tua, dan komunitas dalam memberikan umpan balik mengenai keberhasilan program dan saran untuk perbaikan.
  • Mengadakan pertemuan atau survei untuk mendapatkan perspektif dan masukan dari stakeholder lainnya.

d. Refleksi dan Perbaikan Program:
  • Menganalisis umpan balik yang diterima dari murid dan stakeholder lainnya.
  • Mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan program serta peluang untuk perbaikan. 
  • Menggunakan umpan balik tersebut untuk menyusun rencana perbaikan program di masa depan.
Dengan mengumpulkan umpan balik dari murid dan stakeholder lainnya, Anda dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang dampak dan keberhasilan program LESTARI. Umpan balik ini dapat menjadi landasan untuk meningkatkan program di masa depan, memastikan program memberikan manfaat yang maksimal dalam meningkatkan kesadaran lingkungan dan gaya hidup berkelanjutan pada murid.

e. Keterlibatan Orang Tua:
Melibatkan orang tua, dengan mengadakan pertemuan khusus atau mengirimkan informasi kepada mereka tentang tujuan dan manfaat program.
Ajak orang tua untuk mendukung dan menerapkan gaya hidup berkelanjutan di lingkungan rumah.
Sediakan sumber daya atau tips praktis kepada orang tua untuk membantu mereka dalam mengurangi penggunaan anorganik di rumah.
Kolaborasi dengan Komunitas:

f. Menjalin kerja sama dengan komunitas atau organisasi lingkungan setempat untuk mendukung dan memperkuat program LESTARI. Hal ini bisa dilakukan dengan mengundang anggota komunitas atau ahli lingkungan sebagai narasumber atau fasilitator dalam kegiatan program.
Bersama-sama dengan komunitas, lakukan aksi nyata seperti penghijauan, pembersihan lingkungan, atau pengolahan sampah.
Penyebaran Informasi:

g. Menggunakan berbagai media untuk menyebarkan informasi tentang program LESTARI, seperti melalui papan pengumuman, website sekolah, newsletter, atau media sosial. Langkah yang ditempuh adalah membuat materi edukatif yang menarik, seperti poster, brosur, atau infografis, untuk memberikan pemahaman yang lebih luas kepada murid, orang tua, dan masyarakat.

h. Memberikan Penghargaan dan Pengakuan:
Memberikan penghargaan atau pengakuan kepada murid yang aktif berpartisipasi dan menerapkan gaya hidup berkelanjutan. Rencananya saya akan mengadakan acara apresiasi atau sertifikat penghargaan untuk murid, guru, dan staf sekolah yang berkontribusi dalam keberhasilan program LESTARI.
Melalui penghargaan, tingkatkan motivasi dan kebanggaan murid dalam melakukan perubahan positif.

i. Mengintegrasikan Program Lestari dengan Kurikulum:
Program LESTARI akan diusahakan terintegrasi dengan kurikulum sekolah, sehingga aspek lingkungan dan keberlanjutan menjadi bagian dari pembelajaran di berbagai mata pelajaran.
Koordinasikan dengan guru mata pelajaran terkait untuk memastikan ada kesinambungan dalam pengajaran dan pembelajaran terkait lingkungan hidup.

Berikut beberapa tips bagi saya dalam mensosialisasikan program LESTARI:
  1. Mengkomunikasikan Tujuan dan Manfaat: memberikan penjelasan kepada murid, orang tua, dan staf sekolah mengapa program LESTARI penting dan bagaimana hal itu akan memberikan manfaat baik bagi mereka maupun lingkungan. 
  2. Mensosialisasikan Melalui Berbagai Saluran komunikasi, seperti pertemuan sekolah, brosur, selebaran, papan pengumuman, website sekolah, atau media sosial, untuk menyebarkan informasi tentang program LESTARI kepada semua pihak terkait.
  3. Berkolaborasi dengan Guru dan Staf Sekolah: Melibatkan guru dan staf sekolah dalam proses sosialisasi. Minta mereka untuk mendukung program LESTARI dalam pembelajaran sehari-hari dan berbagi informasi kepada murid dan orang tua.
  4. Mengajak Orang Tua untuk Terlibat: Mengundang orang tua untuk menghadiri pertemuan khusus atau sesi diskusi tentang program LESTARI. Berikan informasi kepada mereka tentang bagaimana mereka dapat mendukung program ini di rumah dan dalam kehidupan sehari-hari.
  5. Menyusun Aktivitas dan Kegiatan Menarik: Merencanakan kegiatan dan aktivitas yang menarik dan interaktif dalam program LESTARI. Ini akan membuat murid lebih tertarik dan termotivasi untuk berpartisipasi serta membangun minat mereka dalam lingkungan hidup yang lebih baik.
  6. Meminta dukungan dari Pihak Terkait: Ajak komunitas setempat, organisasi lingkungan, atau ahli terkait untuk memberikan dukungan dan melibatkan mereka dalam program LESTARI. Hal ini akan memberikan legitimasi dan meningkatkan minat dari semua pihak terkait.
  7. Melakukan Evaluasi dan Umpan Balik: Selalu melibatkan murid, orang tua, dan staf sekolah dalam proses evaluasi dan umpan balik terhadap program LESTARI. Dengan mendengarkan pandangan mereka, saya akan terus memperbaiki dan mengoptimalkan program untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Kesadaran dan perubahan dalam perilaku membutuhkan waktu. maka dari itu saya akan terus memberikan informasi, dukungan, dan motivasi kepada semua pihak terkait agar mereka dapat menerapkan gaya hidup berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga program LESTARI dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam mengedukasi murid tentang lingkungan dan mendorong perubahan yang berkelanjutan. Aamiin.

Comments

  1. Mantap program LESTARI nya, semoga berjalan sesuai harapan.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

RENCANA PROGRAM PS SMP

Cara Menyusun Modul Ajar